Masalah 39 - Disyaratkan Bagi Orang yang Ingin Mencukupkan Diri dengan Istijmar
(۳۹) مسألة : إذا أراد أن يكتفي بالاستجمار فله شرطان: أولهما: أن يكمل العدد، وهو ثلاثة أحجار يمسح بكل حجر جميع محل خروج النجاسة ثانيهما: أن يكون المسح منقياً للمحل بحيث إنه إذا مسح بالثلاثة لا يبقى إلا شيء عجز عن إزالته بالحجر، ويحتاج إلى الماء، وإن كان الاستنجاء بالماء: يفعل ذلك حتى يعود المحل خشناً كما كان قبل قضاء حاجته، ولا يشترط في ذلك القطع، بل يكفي غلبة ظنه أنه أزاله أو أنه أعاده إلى خشونته فقط، فإن فعل ذلك بحجر له ثلاثة أطراف أجزأ، وإن لم تنق هذه الأحجار زادها؛ حتى ينقي المحل؛ لقواعد : الأولى : السنة القولية؛ حيث قال سلمان: «نهانا النبي ﷺ أن نستنجي بأقل من ثلاثة أحجار حيث حَرَّم الاستنجاء بأقل من ثلاثة؛ لأن النهي مطلق، وهو يقتضي التحريم الثانية: العرف؛ حيث إن أغلب الناس تنقيه ثلاثة أحجار الثالثة: القياس، وهو من وجهين: أولهما : كما أن الأحجار الثلاثة يُستجمر بها، فكذلك يستجمر بحجر له ثلاثة أطراف بارزة والجامع : حصول العدد؛ ثانيهما: كما أن الإناء يغسل سبع غسلات من ولوغ الكلب حتى تعود خشونته قبل الولوغ، فكذلك المحل هنا يطهر بالماء كذلك، والجامع : الإنقاء في كل، فإن قلت: لم اشترط هذا؟ قلت: للمصلحة؛ حيث إن ذلك فيه حماية المسلم من ضرر بقاء بعض النجاسات في القبل أو الدبر، فإن قلت : لم اكتفي بغلبة ظن زوال عين النجاسة ؟ قلت: للمصلحة؛ حيث إن القطع في ذلك يشق.
Masalah 39: Jika seseorang ingin mencukupkan diri dengan istijmar (bersuci dengan batu atau benda kering lainnya), maka terdapat dua syarat baginya:
Pertama: Menyempurnakan jumlahnya, yaitu tiga batu, dan ia mengusap dengan setiap batu seluruh tempat keluarnya najis.
Kedua: Bahwa usapan tersebut membersihkan tempat tersebut, sehingga jika ia mengusap dengan tiga batu, tidak tersisa kecuali sesuatu yang tidak mampu dihilangkan dengan batu, dan masih membutuhkan air.
Dan jika ia beristinja' dengan air, maka ia melakukannya hingga tempat itu kembali kasar sebagaimana keadaannya sebelum buang hajat.
Tidak disyaratkan untuk memastikan secara yakin, tetapi cukup dengan dugaan kuat bahwa ia telah menghilangkannya atau bahwa ia telah mengembalikannya kepada kekasarannya semula.
Jika ia melakukannya dengan satu batu yang memiliki tiga sisi, maka itu mencukupi. Namun jika batu-batu tersebut belum membersihkan, maka ia menambahkannya hingga tempat tersebut bersih, berdasarkan beberapa kaidah:
Pertama: Sunnah qauliyyah (perkataan Nabi ﷺ), yaitu sebagaimana dikatakan oleh Salman: "Nabi ﷺ melarang kami beristinja’ dengan kurang dari tiga batu."
Beliau mengharamkan istinja' dengan kurang dari tiga batu, karena larangannya bersifat mutlak, dan ini menunjukkan keharaman.
Kedua: ‘Urf (kebiasaan masyarakat), karena kebanyakan orang telah bersih dengan tiga batu.
Ketiga: Qiyas (analogi), dan ini dari dua sisi:
Pertama: Sebagaimana seseorang bersuci dengan tiga batu, maka demikian pula ia boleh bersuci dengan satu batu yang memiliki tiga sisi menonjol. Titik kesamaannya adalah terpenuhinya jumlah (tiga batu).
Kedua: Sebagaimana wadah dicuci sebanyak tujuh kali dari jilatan anjing hingga kembali kasar seperti sebelum dijilat, maka demikian pula tempat keluarnya najis ini disucikan dengan air. Titik kesamaannya: sama-sama mencapai kebersihan sempurna.
Jika engkau berkata: “Mengapa disyaratkan hal ini?” Maka aku katakan: Karena ada maslahat, yaitu untuk melindungi seorang muslim dari bahaya sisa-sisa najis yang tertinggal di qubul atau dubur.
Jika engkau berkata: "Mengapa cukup hanya dengan dugaan kuat bahwa najis telah hilang?"
Maka kukatakan: karena kemaslahatan, sebab memastikan secara yakin dalam hal ini menyulitkan.