HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Kamus Hafalan Durusul Lughah Jilid 2

9 Cara Membaca Basmalah Dari Sisi Nahwu



Disebutkan di dalam kitab Syarhul Kafrowy 'Ala Matnil Ajurrumiyyah bahwasannya ada 9 cara dalam membaca kalimat basmalah.

Syaikh al-Kafrowy membaginya ke dalam 3 pembagian :

1. Benar secara kaidah bahasa dan diharuskan membacanya dengan seperti ini

  • Bismillaahi arrahmaani arrahiimi
2. Benar secara kaidah bahasa namun tidak diperbolehkan membacanya seperti ini
  • Bismillaahi arrahmaana arrahiima
  • Bismillaahi arrahmaana arrahiimu
  • Bismillaahi arrahmaanu arrahiimu
  • Bismillaahi arrahmaanu arrahiima
  • Bismillaahi arrahmaani arrahiimu
  • Bismillaahi arrahmaani arrahiima
3. Tidak benar secara kaidah bahasa dan tidak diperbolehkan membacanya
  • Bismillaahi arrahmaanu arrahiimi
  • Bismillaahi arrahmaana arrahiimi

Pembagian Pertama

Bagian pertama adalah cara membaca kalimat basmalah yang dibenarkan secara kaidah bahasa dan juga diharuskan membaca al-Qur'an seperti ini. Tidak boleh selainnya. Yaitu basmalah yang sering kita ucapkan.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Yaitu dengan men-jar-kan kata الرحمن dan الرحيم. Dimana disana kata الرحمن dan الرحيم menjadi na'at bagi lafdzul jalalah الله.

Pembagian Kedua

Bagian kedua adalah dibenarkan secara kaidah bahasa, namun tidak diperbolehkan membaca al-Qur'an dengan basmalah seperti ini. Pada bagian kedua, terdapat 6 cara membaca basmalah. Apa saja?

1. Dengan menashobkan الرحمن dan الرحيم

Kata الرحمن dan الرحيم menjadi manshub karena disana ada fi'il yang dihapus. Takdirnya ialah أَقْصِدُ. Sehingga menjadi 

بِسْمِ اللَّهِ أَقْصِدُ الرَّحْمَنَ الرَّحِيْمَ

2. Dengan menashobkan الرحمن dan merofa'kan الرحيم

Kata الرحمن menjadi maf'ul bih dari fi'il yang dihapus yaitu أَقْصِدُ. Sedangkan kata الرحيم menjadi khobar dari mubtada' yang dihapus takdirnya adalah هُوَ. Sehingga takdirnya adalah

بِسْمِ اللَّهِ أَقْصِدُ الرَّحْمَنَ هُوَ الرَّحِيْمُ

3. Dengan merofa'kan الرحيم dan الرحمن

Kedua kata الرحمن dan الرحيم dirofa'kan sehingga takdirnya adalah هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ.

4. Dengan merofa'kan الرحمن dan menashobkan الرحيم

Sehingga takdirnya menjadi بسم الله هو الرحمن أقصد الرحيم.

5. Dengan menjarkan الرحمن dan merofa'kan الرحيم

Bila kata الرحمن menjadi jar maka kata tersebut adalah na'at bagi lafdzul jalalah الله. Takdirnya adalah بسم الله الرحمن هو الرحيم.

6. Dengan menjarkan الرحمن dan menashobkan الرحيم

Sebagaimana yang sudah kita bahas, berarti takdirnya adalah بسم الله الرحمن أقصد الرحيم.

Pembagian Ketiga

Pembagian ketiga ini ialah bagian yang tidak dibenarkan secara kaidah bahasa apalagi dibaca. 

Bagaimana pembagian ketiga ini?

Yaitu dengan menjarkan kata الرحيم sedang kata الرحمن rofa' atau nashob. Hal ini tidak diperbolehkan. Kenapa? Karena nanti i'rob الرحيم jadi terputus. 

Boleh الرحيم menjadi jar asalkan kata sebelumnya juga jar.

Sehingga disebutkan oleh Annur Al-Ujhuriy  Al-Azhary 

إِنْ يُنْصَبِ الرَّحْمَنُ أَوْ يَرْتَفِعَ فَالجَرُّ فِي الرحِيْمِ قَطْعًا مُنِعَ

Apabila kata الرحمن di nashob atau di rofa', maka jar pada kata الرحيم tidak diperbolehkan.