Bolehnya Merubah Kaf Khitob (Huruf Dhomir) Sesuai Lawan Bicara
Kaful khitob adalah huruf yang muncul seperti pada seluruh isim isyarah untuk yang jaraknya jauh.
Seperti (ذَÙ„ِÙƒَ), (تِÙ„ْÙƒَ), (Ø£ُÙˆْÙ„َئِÙƒَ) dan seterusnya.
Dan kaful khitob bukan dhomir. Ulama sepakat mengenai hal ini. Karena dhomir yang berbentuk (Ùƒ) haruslah itu dhomir nashob atau pun jar.
Seperti (Ùƒ) pada kata (Ù‚َÙ„َÙ…ُÙƒَ) maka kita katakan dia dhomir jar. Kenapa? karena dia mudhaf ilaih.
Juga pada kata (Ù‚َتَÙ„َÙƒَ) maka kita katakan huruf (Ùƒ) disana adalah dhomir nashob. Kenapa? karena dia maf’ul bih.
Maka pada isim isyarah seperti (ذَÙ„ِÙƒَ), kita katakan huruf (Ùƒ) disana bukanlah isim dhomir. Melainkan huruf dhomir.
Kalau dikatakan dia dhomir nashob lalu apa yang menashobkannya?
Kalau dikatakan dia dhomir jar lalu apa yang menjarkannya? Dan lagi pula isim isyarah tidak mungkin menjadi mudhaf karena mudhaf berasal dari isim nakirah.
Sedangkan isim isyarah adalah isim ma’rifah.
Jadi tidak mungkin (Ùƒ) pada isim isyarah itu dhomir jar.
Maka kesimpulannya (Ùƒ) pada isim isyarah adalah huruf dhomir dan bukan sebagai isim dhomir.
Sekarang pertanyaannya ialah harfud dhomir ini ditujukan kepada benda yang kita tunjuk (musyar ilaih) atau untuk orang yang kita ajak bicara (mukhotob / orang yang kita ajak untuk melihat benda tersebut)?
Jawabannya ialah bahwa huruf kaf (Ùƒ) ditujukan untuk orang yang kita ajak bicara (mukhotob).
Contoh
Ù„ِÙ…َÙ†ْ ذَÙ„ِÙƒَ البَÙŠْتُ ÙŠَا بِÙ„َالُ؟ | Ù„ِÙ…َÙ†ْ ذَÙ„ِÙƒُÙ…ُ البَÙŠْتُ ÙŠَا Ø¥ِØ®ْÙˆَانُ؟ |
Ù„ِÙ…َÙ†ْ ذَÙ„ِÙƒِ البَÙŠْتُ ياَ Ù…َرْÙŠَÙ…ُ؟ | Ù„ِÙ…َÙ†ْ ذَÙ„ِÙƒُÙ†َّ البَÙŠْتُ ÙŠَا Ø£َØ®َÙˆَاتُ؟ |
Perhatikan kaaful khitob diatas yang asalnya (Ùƒ) berubah menjadi (Ùƒِ) saat berbicara dengan satu orang wanita. Berubah menjadi (ÙƒُÙ…ْ) saat berbicara dengan banyak orang lelaki. Dan berubah menjadi (ÙƒُÙ†َّ) saat berbicara dengan banyak orang perempuan.