Kata Ibnu Taimiyyah Terkait Isim Yang Dima'rifahkan dengan Alif Lam
Seperti misalnya (رَجُÙ„ٌ) adalah isim nakirah, kita tambahkan (ال) menjadi (الرَّجُÙ„ُ) sehingga menjadi isim ma’rifah.
Tapi tahukah antum bahwa isim yang diawali oleh (ال) tidak semata-mata menjadikan isim yang tadinya nakirah menjadi ma’rifah.
Menurut Ibnu Taimiyyah, kata (رَجُÙ„ٌ) misalnya pada kalimat
جَاءَ الرَّجُÙ„ُ
Bukanlah ma’rifah karena (ال) semata, melainkan karena salah satu dari 2 hal:
Telah diketahui sebelumnya (عِÙ„ْÙ…ٌ Ù…ُتَÙ‚َدِّÙ…ٌ)
Telah disebutkan sebelumnya (ذِÙƒْرٌ Ù…ُتَÙ‚َدِّÙ…ٌ)
Jika tidak terpenuhi salah satunya niscaya pendengar akan bertanya
Ø£َÙŠُّ رَجُÙ„ٍ ؟
(lelaki yang mana?)
Jadi, tidak serta merta ketika kita menambahkan (ال) pada sebuah kata pada saat kita berbicara dengan seseorang langsung kemudian membuat pendengar jadi mengerti maksud (الرجل) yg kita sebutkan.
Kesimpulannya:
Tidak ada isim yang ma’rifah dengan (ال) semata.