HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Kamus Hafalan Durusul Lughah Jilid 2

Apa Faidah dari Keberadaan Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah?

APA FAIDAH DARI JUMLAH ISMIYYAH DAN FI'LIYYAH ?

Antara jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah memiliki penekanannya masing-masing.

Kalau kita mau tanya, kenapa ada dua jenis kalam? Ada jumlah ismiyah, ada juga jumlah fi’liyah. Apa perbedaannya?

Karena ketika kita mengatakan (زَيْدٌ قَائِمٌ) dimana itu merupakan jumlah ismiyah yang artinya “zaid bangun”, dan kita mengatakan (قَامَ زَيْدٌ) dimana itu merupakan jumlah fi’liyah yang artinya juga sama yaitu “zaid bangun”.

Apa bedanya? Bukankah sama-sama menunjukkan bahwa pekerjaan qiyam (bangun) dinisbatkan kepada zaid?

Apa perbedaan kandungan ataupun makna yang ditekankan dalam jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah?

Maka kata para ulama, jumlah ismiyyah seperti (زَيْدٌ قَامَ) dia memberikan faidah istimror (اِسْتِمْرَار) yaitu berkesinambungan, juga memberikan faidah tsubut (ثُبُوْت) ketetapan dan memberikan faidah dawam (دَوَام) terus menerus.

Sementara jumlah fi’liyyah seperti (قَامَ زَيْدٌ) memberikan faidah at tajaddud (التَّجَدُّد) selalu terperbaharui dan al huduts (الحُدُوْث) kejadian yang baru.

Karena jumlah fi’liyyah diawali oleh fi’il maka penekanannya ada di sifat fi’il yaitu at Tajaddud. selalu terperbaharui. Selalu ada gerakan yang baru. Dan al huduts yaitu kejadian yang baru.

Fi’il itu tentang kejadian. Kalau kita memukul, kemudian memukul lagi. Maka pukulan kedua itu merupakan gerakan yang baru meskipun pukulannya sama.

Sedangkan isim menunjukkan sesuatu yang kokoh dan terus menerus.

Perhatikan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ

“Sesungguhnya segala puji milik Allah, kita memujinya, dan kita meminta pertolongan kepadanya”

Perhatikan sabda Nabi diatas bahwa Nabi menggunakan 2 kata حَمْدٌ (pujian).

Yang pertama adalah الحَمْدُ dimana ini merupakan jumlah ismiyyah. Dan yang kedua adalah نَحْمَدُهُ dimana ini adalah jumlah fi’liyyah.

Kenapa diulang disini? bukankata kata (الحَمْدُ) sudah mencakup segala jenis pujian? Namun setelah itu Nabi mengatakan lagi (نَحْمَدُهُ).

Kenapa tidak cukup mengatakan (نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ) dan tidak perlu menggunakan kata (إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ)? atau sebaliknya kata (إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ) tanpa perlu (نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ)?

Nah maka disini kesempurnaan keindahan balaghah dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Karena beliau menggabungkan pujian dari 2 sudut pandang :

Yang pertama dengan jumlah ismiyah.

Dan selanjutnya dengan jumlah fi’liyah.

Sehingga makna dari (إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ) adalah segala pujian itu terus menerus untuk Allah, ketetapannya dan senantiasanya hanya untuk Allah.

Adapun makna dari (نَحْمَدُهُ) adalah kami memuji Allah berulang-ulang. Selalu memuji Allah. Dan pujian ini selalu berulang-ulang. Tidak pernah berhenti. Karena terperbaharui terus.