HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar
Kamus Hafalan Durusul Lughah Jilid 2

Masalah 41 - Wajibnya Istinja atau Istijmar untuk Setiap Sesuatu yang Keluar dari Dua Jalan

 


(٤١) مسألة : يجب الاستجمار أو الاستنجاء بما سبق ذكره لكل خارج من السبيلين فيه عين نجاسة على كل من أراد فعل شيء تشترط له الطهارة كالصلاة والطواف، ومس المصحف، أما الخارج وهو ليس فيه عين نجاسة: فلا يجب الاستنجاء أو الاستجمار منه مثل: الريح أو المني الطاهر، أو الولد الخارج من غير دم، أو الخارج غير الملوث كالحصى، والشعر، والبعر، والدود إذا كانت يابسة لقاعدتين الأولى : السنة القولية؛ حيث قال : وليستنج بثلاثة أحجار حيث أوجب الاستنجاء هنا؛ لأن الأمر هنا مطلق، وهو يقتضي الوجوب الثانية : المصلحة؛ حيث إن الخارج من السبيلين - وهو عين - إن لم يزل، وقد أراد شيئاً لا يصح إلا بالطهارة، فإن النجاسة ستنتشر في سائر بدنه وثيابه وسيؤذي غيره برائحته، فدفعاً لذلك وجب الاستنجاء، بخلاف ما لا عين له فلا يحصل ذلك منه تنبيه : حكى بعضهم أن الاستنجاء والاستجمار غير واجب عن بعض العلماء، وهذا غريب جداً مع صراحة السنة القولية بوجوبه.

Masalah ke 41: Wajib melakukan istijmar atau istinja’—dengan tata cara yang telah dijelaskan sebelumnya—untuk setiap sesuatu yang keluar dari dua jalan (qubul atau dubur) yang mengandung zat najis, bagi setiap orang yang ingin melakukan sesuatu yang disyaratkan padanya keadaan suci, seperti salat, thawaf, atau menyentuh mushaf.

Adapun sesuatu yang keluar namun tidak mengandung zat najis, maka tidak wajib baginya melakukan istinja’ atau istijmar.

Contohnya: angin (kentut), mani yang suci, bayi yang keluar tanpa disertai darah, atau sesuatu yang keluar namun tidak terkena najis seperti batu kecil, rambut, kotoran hewan yang kering, atau cacing apabila ia kering.

Hal ini didasarkan pada dua kaidah:

Pertama: Sunnah qauliyyah, yaitu sabda Nabi ﷺ: “Dan hendaknya ia beristinja’ dengan tiga batu.”

Dalam sabda ini Nabi ﷺ mewajibkan istinja’, karena perintah tersebut bersifat mutlak, dan hukum asal dari perintah adalah wajib.

Kedua: Maslahat, yaitu karena sesuatu yang keluar dari dua jalan—yang berupa zat najis—jika tidak dihilangkan, padahal seseorang hendak melakukan sesuatu yang tidak sah kecuali dengan bersuci, maka najis tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh dan pakaiannya, serta akan mengganggu orang lain karena baunya. Maka untuk mencegah hal itu, istinja’ diwajibkan.

Berbeda halnya dengan sesuatu yang tidak memiliki zat najis, maka hal-hal tersebut tidak menyebabkan (penyebaran najis) dan tidak menimbulkan gangguan sebagaimana sebelumnya.

Catatan: Sebagian ulama menukil bahwa istinja’ dan istijmar tidaklah wajib menurut sebagian ahli ilmu, namun pendapat ini sangat ganjil mengingat jelasnya sabda Nabi ﷺ yang menunjukkan kewajibannya.